Senin, 12 Oktober 2015

Sejarah Penanggalan Tahun Hijriyyah


Assalamu'alaikum wr. wb

Bismillah...
SEJARAH PENANGGALAN TAHUN HIJRIYYAH
Tanggal 1 Muharam adalah hari pertama di tahun baru bagi umat muslim sedunia. Dulunya, aku pikir hari itulah saat dimana Rasulullah melakukan perjalanan hijrah dari Makah menuju Madinah. Tapi setelah melihat beberapa literatur sejarah, ternyata Rasulullah SAW tidak melakukan hijrah tepat di hari pertama tahun hijriyah tersebut atau tanggal 1 Muharam.
1 Muharram 1 Hijriyah ditetapkan pada tanggal 16 Juli 622 M sedangkan Rasulullah SAW melakukan hijrah pada bulan Rabiul Awal tahun 1 Hijriyah atau bulan September 622 M.
Benar, penanggalan kalender hijriyah baru dilakukan pada masa kepemimpinan Umar bin Khotob pada tahun 16 H atau 16 tahun setelah Nabi hijrah. Ada beberapa alasan yang melandasi pentingnya penyatuan tahun bagi umat islam. Salah satunya adalah karena semakin luasnya wilayah yang ditaklukan oleh islam. Sehingga ada kepentingan untuk menyamakan tahun agar lebih mudah dalam urusan surat menyurat dan administrasi. Karena setiap wilayah memiliki tahun yang berbeda dengan wilayah lain, maka untuk mempermudah dibuatlah system kalender yang dipakai oleh wilayah yang dikuasai oleh kaum muslim. Berawal dari sebuah surat dari Gubernur Abu Musa Al As’ari kepada Umar bin Khotob yang bertanya tentang surat-surat dari khalifah yang tidak mencantumkan tahun. Hanya ada tanggal dan bulannya saja, sehingga membuat sang gubernur menjadi bingung.
Menanggapi permasalahan tersebut, Umar bin Khotob lalu mengumpulkan sahabat senior untuk merembugkan pengadaan system kalender bagi umat islam. Sahabat yang ikut bermusyawarah diantaranya adalah Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib. Hal itu sebagaimana yang dipaparkan oleh Ibnu Hajjar dalam kitabnya Fathul Bari. Berikut penulis kutip apa yang ada dalam kitab tersebut.
وَذَكَرُوا فِي سَبَب عَمَل عُمَر التَّارِيخ أَشْيَاء : مِنْهَا مَا أَخْرَجَهُ أَبُو نُعَيْم الْفَضْل بْن دُكَيْن فِي تَارِيخه وَمِنْ طَرِيقه الْحَاكِم مِنْ طَرِيق الشَّعْبِيّ ” أَنَّ أَبَا مُوسَى كَتَبَ إِلَى عُمَر : إِنَّهُ يَأْتِينَا مِنْك كُتُب لَيْسَ لَهَا تَارِيخ ، فَجَمَعَ عُمَر النَّاس ، فَقَالَ بَعْضهمْ : أَرِّخْ بِالْمَبْعَثِ ، وَبَعْضهمْ أَرِّخْ بِالْهِجْرَةِ ، فَقَالَ عُمَر : الْهِجْرَة فَرَّقَتْ بَيْن الْحَقّ وَالْبَاطِل فَأَرِّخُوا بِهَا ، وَذَلِكَ سَنَة سَبْع عَشْرَة . فَلَمَّا اِتَّفَقُوا قَالَ بَعْضهمْ اِبْدَءُوا بِرَمَضَان فَقَالَ عُمَر : بَلْ بِالْمُحَرَّمِ فَإِنَّهُ مُنْصَرَف النَّاس مِنْ حَجّهمْ ، فَاتَّفَقُوا عَلَيْهِ ” وَقِيلَ أَوَّل مَنْ أَرَّخَ التَّارِيخ يَعْلَى بْن أُمَيَّة حَيْثُ كَانَ بِالْيَمَنِ أَخْرَجَهُ أَحْمَد بْن حَنْبَل بِإِسْنَادٍ صَحِيح ، لَكِنْ فِيهِ اِنْقِطَاع بَيْن عَمْرو بْن دِينَار وَيَعْلَى ، وَرَوَى أَحْمَد وَأَبُو عَرُوبَة فِي ” الْأَوَائِل ” وَالْبُخَارِيّ فِي ” الْأَدَب ” وَالْحَاكِم مِنْ طَرِيق مَيْمُون بْن مِهْرَانَ قَالَ رُفِعَ لِعُمَر صَكَّ مَحِلّه شَعْبَان فَقَالَ : أَيّ شَعْبَان ؛ الْمَاضِي أَوْ الَّذِي نَحْنُ فِيهِ ، أَوْ الْآتِي ؟ ضَعُوا لِلنَّاسِ شَيْئًا يَعْرِفُونَهُ فَذَكَرَ نَحْو الْأَوَّل . وَرَوَى الْحَاكِم عَنْ سَعِيد بْن الْمُسَيِّب قَالَ ” جَمَعَ عُمَر النَّاس فَسَأَلَهُمْ عَنْ أَوَّل يَوْم يَكْتُب التَّارِيخ ، فَقَالَ عَلِيّ : مِنْ يَوْم هَاجَرَ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَك أَرْض الشِّرْك ، فَفَعَلَهُ عُمَر ” وَرَوَى اِبْن أَبِي خَيْمَة مِنْ طَرِيق اِبْن سِيرِينَ قَالَ ” قَدِمَ رَجُل مِنْ الْيَمَن فَقَالَ : رَأَيْت بِالْيَمَنِ شَيْئًا يُسَمُّونَهُ التَّارِيخ يَكْتُبُونَهُ مِنْ عَام كَذَا وَشَهْر كَذَا ، فَقَالَ عُمَر : هَذَا حَسَن فَأَرِّخُوا ، فَلَمَّا جَمَعَ عَلَى ذَلِكَ قَالَ قَوْم : أَرِّخُوا لِلْمَوْلِدِ ، وَقَالَ قَائِل لِلْمَبْعَثِ ، وَقَالَ قَائِل مِنْ حِين خَرَجَ مُهَاجِرًا ، وَقَالَ قَائِل مِنْ حِين تُوُفِّيَ ، فَقَالَ عُمَر : أَرِّخُوا مِنْ خُرُوجه مِنْ مَكَّة إِلَى الْمَدِينَة . ثُمَّ قَالَ : بِأَيِّ شَهْر نَبْدَأ : فَقَالَ قَوْم : مِنْ رَجَب ، وَقَالَ قَائِل : مِنْ رَمَضَان ، فَقَالَ عُثْمَان : أَرِّخُوا الْمُحَرَّم فَإِنَّهُ شَهْر حَرَام وَهُوَ أَوَّل السَّنَة وَمُنْصَرَف النَّاس مِنْ الْحَجّ ، قَالَ وَكَانَ ذَلِكَ سَنَة سَبْع عَشْرَة – وَقِيلَ : سَنَة سِتّ عَشْرَة – فِي رَبِيع الْأَوَّل ” فَاسْتَفَدْنَا مِنْ مَجْمُوع هَذِهِ الْآثَار أَنَّ الَّذِي أَشَارَ بِالْمُحَرَّمِ عُمَر وَعُثْمَان وَعَلِيّ رَضِيَ اللَّه عَنْهُمْ
Sebelum ada tahun hijriyah, penamaan tahun dilakukan sesuai dengan peristiwa besr yang terjadi masa itu. Misalnya, tahun saat Rasulullah SAW lahir dinamakan tahun gajah, karena pada saat itu terjadi penyerangan Ka’bah oleh pasukan gajah yang dipimpin Abrahah. Maka sejak penetapan kalender hijriyah, kaum muslim lebih mudah dalam melakukan pencatatan baik untuk surat menyurat maupun administrasi.
Wallahu a’lam bishowab.

Wassalamu'alaikum wr. wb

0 komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda setelah berkunjung ke blog ini dengan sebuah komentar yang baik. Terima kasih