Senin, 13 Oktober 2014

Cahaya Santri



Santri memiliki cahaya di wajahnya. Setiap hari, wajahnya dibasuh dengan air wudlu, matanya melihat dan membaca al-Qur’an, sembahyang, berdzikir dan lainnya. “Jangan sampai kalian redupkan cahaya wajah yang telah kalian peroleh di pondok selama beberapa bulan, hanya dengan liburan imtihan yang hanya sebulan setengah dengan melakukan bermacam-macam maksiat, tolong kalian jaga itu.” Kiai Ahmad Azaim Ibrahimy mengingatkan kepada santri-santrinya.

Imam as-Syafi’i adalah salah satu teladan tokoh ilmu yang paling diakui. Beliau pernah kehilangan setengah hafalannya hanya sekedar melihat kaki wanita yang terbuka di suatu jalan. Terus bagaimana cara meneguhkan hati agar tidak terjerumus dalam maksiat? “bacalah ya muqollibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik. (Wahai zat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini untuk terus bisa menjalankan ajaran agama-Mu).” Nasihat Kiai Ahmad Azaim Ibrahimy.
   
Beliau juga memberikan amanat bagi santri untuk menjadi agen perubahan. “kurang lebih limapuluh santriku ini, cobalah membuat orang berubah menjadi baik. Bukan maksudku merubah dari orang yang jelek atau preman menjadi orang baik dan sholeh. Namun sekedar berubah menuju kepada arah kebaikan. Jika tiap-tiap santri bisa melakukan hal yang demikian, berapa banyak orang yang akan berubah. Itu baru satu. Bayangkan jika tiap-tiap santri merubah empat orang saja. Mungkin sudah 200 orang akan berubah menjadi baik. Jika hal ini serius dilakukan, maka pondok ini lah yang akan mengawal perubahan bangsa indonesia menjadi lebih baik.” Terang kiai

0 komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda setelah berkunjung ke blog ini dengan sebuah komentar yang baik. Terima kasih