Minggu, 27 Oktober 2013

Tajwid Cinta


Bismillahirrohmanir rohiim..

Aku dimatamu mungkin bagaikan nun mati diantara idhghom bighunnah,

terlihat tapi dianggap tak ada. Apabila mim mati bertemu ba' dinamakan ikhfa syafawi, 
maka jika aku bertemu denganmu disebut cinta. Sejenak pandangan kita bertemu, 

lalu tiba2 semua itu seperti idhghom mutamatsilain, melebur jadi satu. Cintaku padamu seperti mad wajib muttashil, paling panjang diantara yang lain. Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku rasanya seperti qolqolah qubro, berpantul pantul dengan keras. 

 Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti iqbal, ditandai dengan dua hati yang menyatu. Sayangku pada seperti mad thobi'i dalam qur'an, beaanyakk beneerr. Semoga cinta kita kayak idhghom bilagunnah, cuma berdua, lam dan ro'. 

 Meski perhatianku tak terlihat seperti alif lam syamsiyyah, cintaku padamu seperti alif lam qomariyyah, terbaca jelas. Kau dan aku seperti idhghom mutaqorribain, perjumpaan 2 huruf yang sama makhrojnya tapi berlainan sifatnya. 

 Aku harap cinta kita seperti waqof lazim, terhenti sempurna diakhir hayat. Seperti hamzah qoth'i perlu disebut, begitu pula namamu yang harus kusebut sebelum aku tertidur dan mimpi indah. Dalam hatiku hanya ada kamu, layaknya idhghom mithlain shighor, cuma satu, mim. 

 Sama halnya dengan mad 'Aridh tiap mad bertemu lin 'aridh sukun akan berhenti, seperti itulah pandanganku ketika melihatmu. Layaknya huruf tafkhim, namamu pun tercetak tebal difikiranku. Seperti hukum imalah yang dikhususkan untuk ro' saja,

 begitu juga aku yang hanya untukmu. Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan saktah, hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar...
噩`盒`噩

0 komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda setelah berkunjung ke blog ini dengan sebuah komentar yang baik. Terima kasih